Selasa, 29 November 2016

Spenzadha Power Cheerleader, SPC



Spenzadha Power Cheerleader, atau yang lebih dikenal SPC adalah group cheerleader yang berasal dari SMP Negeri 1 Sidoarjo. SPC berada di bawah naungan VRIJ. Apa itu VRIJ? VRIJ adalah salah satu komunitas Cheerleading di Jawa Timur.

Tahun ini, SPC memiliki dua team, SPC team A dan SPC team B. SPC team A berisi junior - junior dan SPC team B berisi senior - junior.

SPC memiliki banyak prestasi, antara lain juara bertahan 3 tahun berturut - turut VRIJ Cup Competition level 5. Dan baru - baru ini, SPC mengikuti VRIJ Cup kembali, dengan team B meraih juara 1 dan Team A juara 2. Sehingga SPC sudah menajdi juara bertahan 4 tahun berturut - turut VRIJ Cup Competition.

Lalu pada tanggal 18 November 2016, kami mengikuti ajang Kaza Cheers Competition, dan Alhamdulillah kami mendapatkan juara 1 dan 3.

Dan ini adalah beberapa kumpulan foto kami.






 

 




 

Senin, 07 November 2016

Puisi Singkat : Akhir

Cukup lelah menanti

Diam sendiri tak berarti

Dan ingin kuakhiri

Semua yang pernah terjadi


Selalu saja membohongi diri

Berkata ia akan kembali

Tapi nyata tak kunjung berarti

Hingga lelah meyakinkan diri


Dan kini ku memilih 'tuk mengakhiri

Kamis, 03 November 2016

Puisi Singkat : Bertahan atau meninggalkan


Ketika sebuah penantian
Hanya berujung perpisahan

Ketika sebuah perjuangan
Hanya dianggap candaan

Ketika semua yang terlaksanakan
Hanya angin tak beralaskan

Ketika itulah sang hati mulai merasakan
Sebuah kebimbangan dalam pengharapan

Haruskah ia bertahan?
Ataukah lebih baik meninggalkan?

Sabtu, 29 Oktober 2016

Olahraga : Semua tentang Senam Irama



PEMBAHASAN
A.    Pengertian Senam Irama
Senam irama merupakan gerakan senam ataupun gerakan bebas yang dibarengi dengan musik atau nyanyian sesuai dengan irama yang mengikutinya. Adapun unsur-unsur yang terdapat dalam senam irama meliputi: keluwesan, kesinambungan gerakan, dan ketepatan irama. Rangkaian senam irama dapat dilakukan dengan cara berjalan, berlari, melompat, loncat, serta ayunan, dan putaran tangan.

Senam irama Senam irama atau disebut juga senam ritmik adalah gerakan senam yang dilakukan dengan irama musik, atau latihan bebas yang dilakukan secara berirama.Senam ritmik dapat dilakukan dengan menggunakan alat ataupun tanpa alat. Alat yang sering digunakan adalah ganda, simpai,tongkat, bola, pita dan topi.

B.     Unsur – Unsur Senam Irama
Unsur-unsur yang diperlukan dalam senam irama adalah :
1.      Kelentukan
2.      Keseimbangan
3.      Keluwesan
4.      Fleksibilitas
5.      Kontinuitas
6.      Ketepatan

Dengan irama kita perlu menguasai teknik gerakan pada senam irama agar mencapai gerakan yang serasi dan bermanfaat bagi jasmani dan rohani.Hal ini sesuai dengan tujuan senam yaitu membentuk keindahan tubuh, kebugaran dan kekuatan. Ada tiga hal yang harus ditekankan pada senam irama, yaitu:
a.       Ketepatan musik/irama
b.      Kelentukan (fleksibilitas)
c.       Kontinuitas gerakan

C.    Macam Macam Aliran Senam Irama
1.      Senam irama yang berasal dari seni sandiwara, dipelopori oleh Delsarte tahun 1811 – 1871, seorang sutradara. Ia menghendaki agar gerakan dalam sandiwara yang dibuat-buat itu dapat dilakukan dengan gerakan yang wajar. Tetapi ia belum berhasil, karena sifat kesandiwaraan masih terlihat dalam aliran ini. Dialah yang pertama-tama menciptakan system senam irama.
2   
          Senam irama yang berasal dari seni music ini dipelopori oleh Jacques Dalcroze, seorang guru music yang ingin menyatakan lagu-lagu dalam bentuk gerakan. Dalam sistemnya sudah tentu lebih mementingkan music dari pada gerakan. Murid Dalcroze, Bode, berpendapat bahwa gerakan itu harus digerakkan dari dalam ke feri-feri. Maka senamnya terkenal dengan nama “Ausdruk Gymnastiek” artinya senam yang dijalankan dengan penuh perasaan. Murid Bode adalah yang sangat senang memberikan latihan dengan alat seperti bola, gada dan simpai.
3    
       Senam irama yang berasal dari seni tari, dipelopori oleh RudolfbLaban tahun 1879 – 1958. Ia berpendapat bahwa senam irama mengandung:
  - Dressur
  - Prestasi olahraga

D.    Gerakan Dasar Senam Irama
1.         Gerakan Langkah Kaki
Gerakan langkah kaki meliputi sebagai berikut.
a.       Langkah biasa (looppas)
Berdiri dengan sikap tegak.Langkahkan kaki kiri dan kedua lengan di samping badan.Melangkahkan kaki kanan dan jatuhkan pada tumit, dilanjutkan melangkah dengan kaki kiri secarabergantian.Pada gerakan melangkah biasa harus diperhatikan faktor-faktor sebagai berikut.
1)      Kaki mengeper pada sendi lutut.
2)      Gerakan dilakukan dengan rileks.
3)      Gerakan disesuaikan dengan irama.

Gunakan irama 2/4 (dd), 3/4 (ddd), 4/4 (dddd) diambil sikap tegak, langkah kaki kiri, kedua lengan lepas di samping badan. Pada bilangan “satu” langkahkan kaki kanan ke depan dengan meletakkan tumit di depan telapak kaki kiri lalu baru ujung jari kaki yang terakhir. Bilangan “dua” ganti langkah kaki kiri.Ingat, di dalam melangkah lutut harus mengeper, tumit harus dijatuhkan.

b.      Langkah rapat
Berdiri dengan sikap tegak. Langkahkan kaki kanan di depan kaki kiri.  Kemudian, melangkahkan kaki kiri di depan kaki kanan, dilanjutkan kedua kaki rapat. Langkah kaki rapat dilakukan dengan hitungan 1 kanan, hitungan 2 kiri, dan hitungan 3 rapat.
Secara prinsip, sikap langkah jatuh pada tumit dengan ketentuan sebagai berikut.
1)      Gerakan kaki mengeper pada lutut.
2)      Dilakukan dengan rileks dan luwes.
3)      Gerakan disesuaikan dengan irama.

c.       Langkah keseimbangan (ballanspas)
Berdiri dengan sikap tegak. Hitungan satu, melangkahkan kaki kiri ke depan. Hitungan dua, kaki kanan menyusul melangkah ke depan. Sebelum kaki kanan menapak (tumit masih terangkat) kaki kiri mundur diikuti kaki kanan mundur merapat.
Secara prinsip, langkah ini dilakukan sebagai berikut:
1)      Tidak ada saat berhenti;
2)      Dilakukan dengan gerakan kaki mengeper;
3)      Lebih tepat gunakan irama 3/4 atau 4/4.

d.      Langkah depan (galoppas)
Sikap tegak anjur kiri.Pada hitungan 1, silangkan kaki kiri dimuka kaki kanan.Kraissprong dapat pula dilakukan kebelakang.Langkah silang ini dilakukan dengan irama 2/4.
  
2.         Gerakan Ayunan Tangan
a.       Ayunan satu lengan depan belakang.
b.      Ayunan satu lengan ke samping bersamaan dengan memindahkan berat badan.
c.       Variasi ayunan satu lengan ke samping bersamaan dengan memindahkan berat badan.
d.      Ayunan dua lengan depan belakang.
e.       Ayunan dua lengan silang depan di muka badan.
3.         Bentuk-Bentuk Gerakan Variasi
a.       Variasi langkah ke depan dan gerakan tangan ke atas.
b.      Variasi langkah ke samping dengan gerakan tangan memutar.

E.     Senam Irama Dengan Alat
Sesuai dengan laju dan perkembangan cabang-cabang olahraga, begitu pula dengan cabang olahraga senam irama, dulu disebut Rhytmic Gymnastics (senam irama) pada masa sekarang disebut modern Rhytmic Gymnastics. Pada senam irama modern ini selain mempertandingkan rangkaian Senam Irama Modern tanpa alat tangan, alat lima alat yang dipertandingkan baik secara perorangan maupun secara beregu. Alat tersebut terdiri atas: bola (balls), tali (ropes), simpai (hoops), pita (ribbons) dan gada (clubs).

Kelima permainan itu boleh dimainkan secara perorangan dan boleh secara beregu.Setiap alat mempunyai karakteristik masing-masing.
  Bola (balls)
Ukuran bola tidak terlalu besar juga tidak terlalu kecil, asal dapat dipegang oleh jari-jari tangan dan dapat dikuasai agar tidak mudah jatuh.Bola boleh terbuat dari karet atau plastik. Kompetisi berat
bola 400gr, lingkarannya 18-20 cm.
Cara memainkannya:
Bola boleh dilempar ke atas kemudian ditangkap lagi, boleh digelundungkan baik di lantai maupun pada tubuh si pesenam sendiri.

  Tali (ropes)
Tali seluruhnya terbuat dari bahan yang halus, tidak ada tempat memegang yang khusus.Panjang tali disesuaikan dengan tinggi pesenam itu sendiri. Cara mengukurnya, tengah-tengah tali diinjak oleh salah satu kaki si pesenam kedua ujung tali dipegang oleh tangan kiri dan kanan kemudian ujung tali yang dipegang diletakkan di depan bahu.
Cara memainkannya:
Tali dipegang ujungnya baik satu tangan maupun oleh kedua tangan. Tali bebas untuk dimainkan, boleh dilewatkan ke atas kepala atau ke bawah telapak kaki sambil loncat, boleh di lempar ke atas, yang
penting tali itu tetap dikuasai dan dimainkan selama waktu rangkaian yang sudah ditentukan.

  Simpai (hoops)
Boleh dibuat dari kayu atau plastik ataupun dari bahan lainnya.Berat sebuah simpai tidak lebih dari 300 gram, warnanya bebas boleh putih, kuning atau warna campuran (belang-belang). . tidak termaksud tongkat untuk orang dewasa diameter atau garis tengahnya. 80-90 cm diukur dari sebelah dalam.
Cara memainkannya:
Dalam penampilan simpai boleh dipegang oleh satu tangan ataupun dua tangan. Sebelum dapat memainkan simpai dengan baik harus dikuasai macam-macam cara pegangnya. Misalnya: Reguler grip,
Reserve grip, Inside grip, Outsite grip dan mixed grip. Simpai boleh dilempar, boleh digelundungkan, menurut teknik dan peraturan-peraturan yang berlaku.

  Pita (ribbons)
Terbuat dari bahan yang halus seperti kain saten. Panjang pita 6 meter tidak termaksud tongkat (stick) untuk pegangan.Berat pita termaksud tongkat (stick) untuk pegangan 35 gram.Tongkat untuk pegangan terbuat dari kayu, bamboo atau bahan lain, misalnya fiber glass. Panjang stick 50-60 cm. Diameter stick 1 cm.Mengayun, memutar, mempuat angka delapan, berbelit-belit seperti ular, spiral dan macam-macam lemparan.

  Gada (clubs)
Terbuat dari kayu atau bahan plastik, bentuk gada hampir sama dengan botol. Panjang gada 40-50 cm. Berat gada 150 gram.
Latihan dengan gada:
- Mengayun, memutar, memukul, melempar dan menangkap.
Dari kelima alat masing-masing di dalam melakukan rangkaian diiringi music. Lapangan yang
dipergunakan untuk suatu rangkaian senam irama ialah lantai yang ditutup oleh matras yang berukuran 12 X 12 m.

F.     Prinsip Gerakan-Gerakan Dalam Senam Irama
Karena sifat tekanan seperti hal-hal tersebut di atas itu lebih banyak dimiliki oleh putri, maka senam irama umumnya dilakukan oleh putri.

1.      Irama
Pada dasarnya irama telah dikenal oleh mahasiswa semasa di Sekolah Menengah Pertama maupun di sekolah Menengah Atas, misalnya irama: 2/3, 3/4, 4/4 dan sebagainya.

2.      Kelentukan tubuh dalam gerakan (flexibilitas).
Prinsip kelentukan dalam gerakan akan diperoleh berkat latihan yang tekun dan akan makan waktu yang cukup lama.

3.      Kontinuitas Gerakan
Kontinuitas gerakan akan diperoleh dari rangkaian gerak-gerak senam yang telah disusun dalam bentuk rangkaian yang siap ditampilkan. Ini membutuhkan latihan yang tekun dan cukup lama.Maka demi terciptanya keserasian dalam gerak irama harus dikuasai secara matang.

G.    Komponen-Komponen Kesegaran Jasmani Yang Terdapat Dalam Senam
Kesegaran jasmani pada hakekatnya bukan sesuatu keadaan yang berdiri sendiri, melainkan lebih merupakan perpaduan dari beberapa komponen.Pemisahan atau membeda-bedakan komponen-komponen itu saaatu sama lain hanya mungkin dalam perbincangan teori, karena selalu saja ada bagian-bagian yang tak dapat dipisahkan. Ada empat komponen dasar yang mutlak diperlukan dalam memelihara dan meningkatkan kesegaran jasmani serta sikap tubuh yang baik yaitu kekuatan otot, kelentukan, daya tahan dan relaksasi.Keempat komponen dasar tersebut dapat dilakukan melalui kegiatan senam.

1.      Kekuatan otot
Kekuatan otot yang dalam bahasa Inggris disebut “Muscular Streengght” merupakan komponen dasar yang penting dalam menyelesaikan tugas-tugas fisik yang memerlukan pengerahan tenaga.Kekuatan ialah kemampuan mengerahkan tenaga dalam melawan bebanatau tahanan.Otot-otot yang kurang diberi pekerjaan atau kurang terlatih cendrung menjadi lemah, kendor, kurang tenaga. Namun dengan latihan dan kerja yang teratur dan berkesinambungan maka otot-otot akan menjadi kuat. 

Dengan senam yang direncanakan kekuatan dapat dikembangkan serta tegangan otot diperbaiki.Kekuatan penting dalam kegiatan manusia, selain itu juga untuk memelihara bentuk tubuh dan sikap yang baik. Namun perlu diingat bahwa tidak setiap pekerjaan memerlukan kekuatan otot yang sama. Karena itu tidak sepatutnya kita berharap agar setiap orang memiliki kekkuatan yang sesuai dengan jenis pekerjaannya.Pola-pola kegiatan yang menggunakan kekuatan otot contohnya ialah menari beban seperti pada tarik tambang atau menarik pedati, mendorong benda berat, menjinjing dan menjunjung.

Pola kegiatan lain yang menggunakan kekuatan yang dipadukan dengan kecepatan, contohnya menendang bola dengan keras. Perpaduan kekuatan dan kecepatan disebut “power” memang peranan penting dalam keterampilan olahraga.Otot-otot terdiri atas sejumlah fibrin (serabut otot) yang secara genetis jumlahnya tidak ssama bagi setiap individu.Jumlah fibril yang lebih banyak mempunyai potensi fungsional lebih tinggi dari yang kurang.Artinya dapat lebih kuat, bila sama-sama dilatih.Otot yang terlatih menjadi lebih besar, fibril-fibril lebih gemuk dan menjadi lebih kuat.Besarnya otot ada hubungannya dengan kekuatan dan daya tahannya.

2.      Kelentukan
Kelentukan ialah derajat kemampuan gerak pada berbagai persendiaan atau beberapa persendiaan.Seperti gerakan melipat siku hanya bekerja satu persendiaan yaitu persendian engsel.Tetapi pada gerakan membungkuk yang bekerja adalah sejumlah persendiaan, yaitu tulang-tulang leher, punggung, pinggang.

Kelentukan merupakan syarat mutlak untuk mengerahkan kekuatan dengan derajat kemungkinan gerak penus secara efisien. Sebagai contoh misalnya gerakan mengambil bola (cock) rendah dekat net pada permainan bulu tangkis, di mana pemain harus melangkahkan kaki secara penuh sambil menyodorkan tangan ke depan. Walaupun pada gerakan ini kekuatan dan kecepatan bekerja, tetapi peranan kelentukan sangat menentukan.

3.      Daya tahan
Daya tahan sering diberi batasan sebagai kemampuan secara jasmaniah seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan tertentu dalam waktu yang cukup panjang tanpa sesudahnya mengalami kelelahan yang berlebihan, dalam arti pulih dalam waktu yang wajar. Daya tahan adalah kemampuan menunda kelelahan yang akan menyertai kerja fisik. Batasan ini sebenarnya sama pengertiannya dengan yang terdahulu.

Daya tahan ada bermacam-macam seperti daya tahan mengetik selama lima jam dalam sehari, seharian mendaki bukit, berlari satu setengah kilo meter dan lain-lain. Namun demikian daya tahan itu secara praktis menyangkut kemampuan kerja sistem cardio vascular respiratory (sistem peredaran darah dan pernafasan) yang disebut juga ergosistem sekunder.
a.       Daya tahan otot
Daya tahan otot ialah daya tahan setempat (lokal) pada otot yang bekerja untuk sesuatu kegiatan.Daya tahan otot bergantung pada dua hal yaitu kekuatan otot dan pengerahan (suplai) darah terhadap kelompok-kelompok otot tersebut.Otot-otot dengan kekuatan yang lebih besar mempunyai daya tahan yang lebih besar pula. Dengan kata lain yang lebih kuat kerjanya lebih efisien dan kelelahan dikurangi. Sebagai contoh misalnya seseorang yang tangannya berotot kuat akan dapat melakukan gerakan push up lebih banyak jumlahnya dibandingkan dengan berotot kurang kuat.

b.      Daya tahan cardio vascular respiratory
Daya tahan ini menyangkut kemampuan tubuh untuk mengerahkan daerah yang mengandung O2 dan nutrisi kejaringan tubuh yang aktif, serta menyangkut sisa-sisa metabolism kea lat-alat pengeluarannya.Itu semua berhubungan dengan kekuatan dan tonus (tegangan) jantung.Kerja paru-paru, peredaran darah dan mobilisasi cadangan energi dalam menghadapi tekanan yaitu latihan jasmani dan kerja. Jantung adalah otot seperti otot-otot yang lain bila terlatih menjadi lebih kuat dansebagai akibatnya dapat memompa darah lebih banyak, dengan demikian maka denyut nadi lebih tenang.
Jantung yang lebih kuat lebih cepat bereaksi terhadap kegiatan jasmani yang meningkat, tetapi juga lebih cepat menurun kea rah normal denyutannya.Latihan daya tahan cardio vascular respiratory selain memperkuat jantung yang berarti melancarkan peredaran darah juga mempengaruhi kapasitas vital yaitu jumlah O2 yang dapat diambil oleh paru-paru pada saat bernafas, sehingga tarikan nafas pada saat istirahat tidak dalam.

4.      Relaksasi
Komponen keempat dari pada kesegaran jasmani adalah relaksasi.Komponen ini sebenarnya bersifat jasmaniah dan rohaniah.Secara jasmaniah maka relaksasi adalah kemampuan melepaskan ketegangan yang berlebihan pada saraf otot.Ketegangan yang berlebihan pada saraf dan otot dapat disembuhkan dengan berolahraga yang mengandung unsur rekreatif.Saraf dan otot harus berada dalam tegangan yang optimal.

H.    Manfaat Senam Irama
1.      Manfaat Fisik
Orang yang melakukan senam irama secara rutin akan mengembangkan kemampuan daya tahan, otot, kekuatan, tenaga, kelentukan, koordinasi, kelincahan dan keseimbangan.

2.      Manfaat Mental
Orang yang rutin melakukan senam irama mampu menggunakan kemampuan berfikirnya secara aktif dan kreatif melalui pemecahan masalah gerak.

3.      Manfaat Sosial
Kegiatan senam dilakukan secara bersama-sama dalam hal ini maka akan terwujud interaksi sosial.

Segala tentang Walisongo



Pengertian Walisongo

Kata “wali” berasal dari bahasa Arab yang artinya pembela, teman dekat, dan pmimpin. Dalam pemakaiannya wali biasanya di artikan sebagai orang yang dekat dengan Allah SWT. Kata “songo” berasal dari bahasa Jawa yang artinya sembilan. Maka, Wali Songo secara umum diartikan sebagai sembilan wali yang dianggap telah dekat dengan Allah SWT. terus-menerus beribadah kepadanya serta memiliki kemampuan-kemampuan di luar kebiasaan manusia.

Menurut Soekomono, pakar purbakala dan sejarah kebudayaan dari UGM, Wali Songo (9 orang waliyullah) adalah penyiar penting agama agama Islam di Jawa. Mereka dengan sengaja menyebarkan dan mengajarkan pokok-pokok ajaran Islam di tanah Jawa.

Wali songo sangat berperan penting dalam penyebaran Islam di Indonesia khususnya di Jawa. Cara penyebaran Islam yang dilakukan oleh para wali songo sangat menarik. Mereka mampu menggunan metode-metode yang memudahkan ajaran Islam diterima oleh berbagai golongan maayarakat.

Biografi dan Sejarah Walisongo
Dalam penyiaran Islam di Jawa, wali songo dianggap sebagai kepala kelompok dari sejumlah besar  mubaligh Islam yang mengadakan dakwah di daerah-daerah yang belum memeluk agama Islam. Mereka adalah : Sunan Gresik, Sunan Ampel, Sunan Bonang, Sunan Giri, Sunan Drajat, Sunan Kalijaga, Sunan Kudus, Sunan Muria, dan Sunan Gunung Jati.



Sejarah Tentang Walisongo

Walisongo secara sederhana artinya sembilan orang yang telah mencapai tingkat “Wali”, suatu derajat tingkat tinggi yang mampu mengawal babahan hawa sanga (mengawal sembilan lubang dalam diri manusia), sehingga memiliki peringkat wali. Para wali tidak hidup secara bersamaan. Namun satu sama lain memiliki keterkaitan yang sangat erat, bila tidak dalam ikatan darah juga dalam hubungan guru-murid.
Adapun penjelasan tokoh-tokoh Walisongo adalah sebagai berikut:
   1.Sunan Gresik (Syekh Maulana Malik Ibrahim)


Nama aslinya adalah Maulana Malik Ibrahim, wafat di Gresik, 12 Raiul awal 822/8 April 1419). Salah seorang dari wali songo yang di yakini sebagai pelopor penyebaran Islam di Jawa. Ia juga di kenal dengan nama Maulana Maghribi atau Syekh MaghribAdapula yang mengenalnya sebagai Jumadil Kubra. Akan tetapi, masyarakat umum di Jawa lebih mengenalnya sebagai Sunan Gresik, karena tempat tinggal untuk menyiarkan agama Islam dan pemakamannya berada di daerah Gresik.

Maulana Malik Ibrahim sudah belajar agama Islam sejak kecil, arena beliau dilahirkan dan di besarkan di tengah keluarga Muslim yang taat beragama. Setelah dewasa, beliau menikah dengan seorang putri bangsawan bernama Dewi Candrawulan, putri pertama Ratu Campa yang telah menganut agama Islam dan merupakan istri Brawijaya, raja Majapahit terakhir.

Maulana Malik Ibrahim datang ke pulau Jawa pada tahun 1404 M. Jauh sebelum beliau datang, islam sudah ada walaupun sedikit, ini dibuktikan dengan adanya makam Fatimah binti Maimun yang nisannya bertuliskan tahun 1082.

Ketika pertama kali beliau datang ke Jawa, pada mumnya masyarakat itu adalah pemeluk agama Hindu/Budha dan berada di bawah pemerintahan kerajaan Majapahit. Masyarakat menganut struktur social yang berkasata, yaitu kasta Sudra, kasta Waisya,bkasta Ksatria, dan kasata Brahmana.

Sebelum menyiarkan agama Islam, beliau mendekati penduduk setempat untuk mengenal adat istiadatnya terlebih dahulu. Dengan cara itu, Islam mudah di terima oleh golongan yang menjadi sasaran penyebaran.

Metode dakwah yang beliau terapkan cukup unik dan tepat, yaitu dengan membuka warung untuk berjualan kebutuhan sehari-hari dengan harga murah, juga mengadakan pengobatan gratis. Beliau juga membangun masjid dan pondok pesantren di dusun Pesucian, sekitar 9 km utara Kota Gresik pada tahun 801  H/1392 M.

Beliau mencoba merangkul masyarakat bawah, yaitu kasta terendah dalam budaya Hindu. Metode ini ternyata berhasil, terbukti sedikit demi sedikit masjid yang di bangun beliau ramai di kunjungi warga yang sudah memeluk agama Islam. Dan Islam pun berkembang di pulau Jawa, bahkan di daerah-daerah Nusantara.

  2.       Sunan Ampel (Raden Rahmat)
 
Nama aslinya Raden Rahmat Istrinya adalah seorang putri Tuan yang bernama Nyai Ageng Manila. Dari pernikahan itu beliau mempunyai 4 orang anak, dan dua diantaranya aalah sunan yang tergabung dalam wali songo.

Sunan Ampel adalah penerus cita-cita dan perjuagan Maulana Malik Ibrahim. Beliau memulai aktivitasnya dengan mendirikan pesantren di Ampel Denta, Surabaya. Sehingga beliau dikenal dengan Pembina pondok pesantren pertama di Jawa Timur. Di pesantren inilah beliau mendidik para pemuda Islam untuk menjadi tenaga da’i yang akan di sebar keseluruh Jawa.

Sebagai seorang ulama yang giat berdakwah, Sunan Ampel mempunyai  ajaran yang terkenal dngan sebutan “molimo” . “Mo” berarti tidak mau, sedangkan limo adalah 5 perkara. Jadi, “molimo” adalah tidak mau melakukan 5 perkara yang terlarang. Kelima ajaran Sunan Ampel itu adalah:
1. Emoh Main, artinya tidak mau main judi
2. Emoh Ngumbi, artinya tidak mau minum-minuman yang memabukka.
3. Emoh Madat, artinya tidak mau mengisap candu atau ganja.
4. Emoh Maling, artinya tidak mau mencuri atau Kolusi.
5. Emoh Madon, artinya tidak mau main perempuan yang bukan isterinya (zina).

Menurut Babad Diponegoro, Sunan Ampel sangat berpengaruh dikalangan istana Majapahit. Kedekatan beliau tersebut memebuat penyebaran Islam di Daerah kekuasaan Majapahit, khususnya di pantai utara Pulau Jawa, tidak mendapat hambatan yang berarti, bahkan mendapat izin dari penguasa  kerajaan.

Sunan Ampel tercatat sebagai perancang kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa  dengan ibu Kota Bintoro, Demak. Beliaulah yang mengangkat Raden Fatah sebagai sultan pertama Demak, yang di pandang punya jasa paling besar dalam meletakkan peran politik umat Islam di Nusantara. Disamping itu, beliau juga ikut mendirikan Masjid Agung Demak pada tahun 1479.

   3.       Sunan Bonang (Raden Makdum Ibrahim)

Sunan Bonang dikenal dengan nama Raden Maulana Makhdum Ibrahimm, atau Raden Ibrahim (Makhdum adalah gelar yang bisa di berikan kepada seorang ulama besar di India, dan berarti orang yang dihormati). Kemudian beliau menikah dengan Dewi Hiroh, beliau memperoleh seorang putri yang bernama Dewi Rukhil yang kemudian di persunting oleh Sunan Kudus.

Dalam kegiatan dakwahnya, beliau telah berhasil mengubah jalan Raden Syahid dari kesesatan kemudian beliau  membimbing Raden Syahid dalam masala keagamaan sehingga Raden Syahid menjadi seorang alim  yang kemudian dikenal dengan julukan Sunan Kalijaga. Kegiatan dakwah Sunan Bonang dipusatkan di sekitar Jawa Timur, terutama di daerah Tuban. Beliau mendirikan Masjid Sangkal Dhaha. Dalam aktivitas dakwahnya, beliau mengganti nama dewa-dewa dengan nama nai dan malaikat dalam Islam dengan maksud agar penganut agama Hindu dan Budha mudah diajak masuk agama Islam.

Mengingat orang-orang Hindu/Budha gemar memainkan seni gamelan Jawa, maka Sunan Bonang menambahi dengan instrumen Bonang. Mereka memanfaatkan pertunjukan tradisional itu sebagai media dakwah Islam, dengan menyisipkan napas Islam ke dalamnya. Syair lagu gamelan ciptaan para wali tersebut berisi pesan tauhid, sikap menyembah Allah SWT. dan tidak menyekutukannya. Setiap bait lagu diselingi dengan syahadatain (ucapan dua kalimat syahadat); gamelan yang mengirinya kini dikenal dengan istilah sekaten, yang berasal dari syahadatain. Sunan Bonang sendiri menciptakan lagu yang dikenal dengan tembang Durma, sejenis macapat yang melukiskan suasana tegang, bengis, dan penuh amarah.Lirik-lirik tembang yang diciptakannya sarat akan nilai-nilai ketuhanan. Tembang Tombo Ati adalah salah satu karya beliau yang fenomenal. Tembang itu dipopulerkan oleh Emha Ainun Najib sekitar tahun 1990, dan semakin populer setelah dinyanyikan dan diaransemen oleh Opick.

Ajaran Sunan Bonang berintikan filasafat cinta atau isyq. Menurutnnya, cinta sama dengan iman yaitu pengetahuan intutif (ma’rifat) dan kepatuhan kepada Allah SWT. Ajaran tersebut di sampaikannya melalui media kesenian, dibantu murid utamanya, Sunan Kalijaga.

Sunan Bonang juga merupakan guru bagi Raden Fatah. Karena, beliau telah memberikan pendidikan Islam kepada putra raja Majapahit Prabu Brawija V tersebut, yang kemudian menjadi sultan pertama Demak. Catatan-catatan pendidikam tersebut dikenal dengan “Suluk Sunan Bonang” atau “Primbon Sunan Bonang”. Isi buku tersebut berbentuk prosa ala Jawa Tenagh, kalimatnya sangat banyak dipengaruhi bahasa Arab,dan sampai sekarang antara lain masih tersimpan di Universitas Laiden, Negeri Belanda. Sunan Bonang wafat di pulau Bawean pada tahun 1525 M

    4.       Sunan Giri

Nama aslinya  Raden Paku, dikenal juga dengan sebutan Prabu Satmata, kadang-kadang disebut juga dengan Sultan Abdul Fakih. Di kenal sebagai Sunan Giri, karena beliau, mendirikan pesantren di dekat sebuah gunung yaitu gunung giri dan berdakwah disana sampai akhir hayatnya dan dimakamkan disana. 

Sunan Giri merupakan putra dari Maulana Ishak dan ibunya bernama Dewi Sekardadu putra Menak Samboja. Kebesaran Sunan Giri terlihat antara lain sebagai anggota dewan Walisongo. Nama Sunana Giri tidak bisa dilepaskan dari proses pendirian kerajaan Islam pertama di Jawa, Demak. Ia adalah wali yang secara aktif ikut merencanakan berdirinya negara itu serta terlibat dalam penyerangan  ke Majapahit sebagai penasihat militer.

Raden Paku di angkat anak oleh seorang wanita kaya bernama Nyai Gede Maloka, Babad Tanah Jawa disebut Nyai Ageng Tandes. Beranjak dewasa Raden Paku belajar agama  di Pondok Pesantren Ampel Denta pimpinan Sunan Ampel. Di sana beliau menjadi teman akrab dengan putra Sunan Ampel yaitu Maulana Makdum Ibrahim.

Dalam perjalanan beliau ke haji bersama Sunan Bonang, mereka terlebih dahulu memperdalam ilmu pengetahuan di Pasai, yang ketika itu menjadi tempat berkembangnya  ilmu ketuhanan, keimanan, dan tasawuf. Di sinilah Raden Paku sampai pada tingkat ilmu laduni, sehingg gurunya menganugrahkan gelar ‘Ain al-Yaqin.

Sebagai seorang ulama yang wara’,Sunan Giri sangat-sangat berhati-hati dalam memutuskan  masalah ubudiyah. Dalam masalah ini beliau berpegang teguh pada ajaran al-Qur’an dan Hadis. Bahkan beliau berpendapat “bahwa ibadah mau tidak mau harus sesuai dengan ajaran Nabi saw, tidak boleh di campur adukan  dengan adat istiadat yang bertolakk belakang dengan ajaran tauhid”. Pendapatnya itu dilandasi oleh firman Allah:
 “Dan sembahlah Allah dan janganlah Kamu mempersekutukan-Nya…”(QS. An Nisa : 36)

Sunan Giri atau Raden Paku dikenal sangat dermawan, yaitu dengan membagikan barang dagangan kepada rakyat Banjar yang sedang dilanda musibah. Beliau pernah bertafakkur di goa sunyi selama 40 hari 40 malam untuk bermunajat kepada Allah. Usai bertafakkur ia teringat pada pesan ayahnya sewaktu belajar di Pasai untuk mencari daerah yang tanahnya mirip dengan yang dibawahi dari negeri Pasai melalui desa Margonoto sampailah Raden Paku di daerah perbatasan yang hawanya sejuk, lalu dia mendirikan pondok pesantren yang dinamakan Pesantren Giri. Tidak berselang lama hanya daam waktu tiga tahun pesantren tersebut terkenal di seluruh Nusantara. Sunan Giri sangat berjasa dalam penyebaran Islam baik di Jawa atau nusantara baik dilakukannya sendiri waktu muda melalui berdagang tau bersama muridnya. Beliau juga menciptakan tembang-tembang dolanan anak kecil yang bernafas Islami, seperti jemuran, cublak suweng dan lain-lain. Beliau juga dipandang sebagai orang yang sangat berpengaruh terhadap jalannya roda Kesultanan Demak Bintiro (kesultanan demak)., sebab setiap kali muncul masalah penting yang harus diputuskan, yang lain selalu menantikan kepuutusan dan pertimbangannya.

   5.       Sunan Drajat


Nama aslinya adalah Masih Munat atau Raden atau juga Syarifuddin. Beliau adalah putra Sunan Ampel yang kedua. Setelah menguasai pelajaran agama dari sang ayah, beliau hijrah kedesa Drajat di Lamongan, dan mendirikan padepokan santri Dalem Duwur, yang sekarang bernama desa Drajat. DI daerah inilah Sunan Drajat memusatkan dakwahnya, beliau juga memegang kendali kerajaan di wilayah perdikan Drajat.

Sebagai seorang ulama’, beliau mengajarkan sifat tawakal sebagai salah satu ajaran akhlaknya. Mengenai ajaran tawakal, beliau menyatakan bahwa “apa yang terjadi pada diri manusia memang sudah ditentukan oleh Allah Yang Maha Kuasa. Karena itu, manusia disamping harus menyerahkan nasib kepada Allah, dia juga harus tetap berusaha. Dengan bertawakal secara benar dan bersungguh-sungguh kebenaran janji Allah akan datang”. Hal itu sesuai firman Allah yang dikutip oleh Sunan Drajat:
 “Barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)-nya”. (QS. At-Talaq : 3).

Hal yang paling menonjol dalam dakwah Sunan Drajat adalah perhatiannya yang sangat serius pada masalah-masalah sosial. Beliau terkenal mempunyai jiwa sosial dan teman-teman dakahnya selalu berorientasi pada kegotongroyongan. Beliu selalu memberi pertolongan kepada umum, menyantuni anak yatim dan fakir miskin sebagai suatu proyek sosial yang dianjurkan agama lslam.

Karena keberhasilannya menyebarkan Islam dan menanggulangi kemiskinan, Sunan Drajat memperoleh gelar Sunan Mayang Madu dari Raden Fatah, Sultan Demak 1 tahun saka 1442 atau 1520 M.Dan di tempat baru itu belaiu berdakwah dengan menggunakan kesenian rakyat, yaitu dengan menabuh seperangkat gamelanuntuk mengumpulkan orang, setelah itu lalu diberi ceramah agama. Demikianlah kecerdikan Raden Qasim dalam mengadakan pendekatan kepada rakyat dengan menggunakan kesenian rakyat sebagai media dakwahnya. Sampai sekarang seperangkat gamelan itu masih tersimpan dengan baik di museum di dekat makamnya.
 
   6.       Sunan Kalijaga

Nama Kalijaga konon berasal dari rangkaian bahasa Arab “qodi zaka” yang berarti pelaksana dan membersihkan. Qadizaka yang kemudian menurut lidah dan ejaan menjadi Kalijaga berarti pemimpin atau pelaksana yang menegakkan kebersihan dan kesucian. Nama kecilnya adalah Raden Mas Syaid atau sa’id putra Walitika adipati Tuban, dan kadang-kadang dijuluki Syekh Malaya.
Salah satu sifat yang menonjol dari Raden Mas Syahid kecil adalah sifat welas asih (kasih sayang). Sikap kasih sayang tersebut terutama ditunjukan kepada rakyat kecil yang banyak menderita. Bahkan pada masa remajanya perasaan kasih sayang tersebut diwujudkan secara berlebihan.
Raden Syaid sebenarnya anak muda yang patuh dan kuat kepada agama dan orang tua, tapi tidak bisa menerima keadaan sekelilingnya yang terjadi banyak ketimpangan, hingga dia mencari makanan dari gudang kadipaten dan dibagikan kepada rakyatnya. Tapi ketahuan ayahnya, hingga dihukum yaitu tangannya dicampuk 100 kali sampai banyak darahnya dan diusir.
Setelah diusir selain mengembara, ia bertemu orang berjubah putih, dia adalah Sunan Bonang. Lalu Raden Sahid diangkat menjadi murid, lalu disuruh menunggui tongkatnya di depan kali sampai berbulan-bulan sampai seluruh tubuhnya berlumut.
Daerah dakwah Sunan Kalijaga tidak terbatas, bahkan sebagai mubaligh beliau berkeliling dari satu daerah ke daerah lain. Karena system dakwahnya yang intelek dan actual, maka para bangsawan dan cendikiawan sangat simpati terhadapnya, demikian juga lapisan masyarakat awam, bahkan pengsaha.
Dalam menjalankan dakwahnya, Sunan Kalijaga tidak membangun pesantren seperti yang dilakukan oleh para wali lainnya. Beliau lebih cenderung dengan berkelana dari tempat yang satu ke tempat yang lainnya. Dalam metode dakwahnya, kepercayaan da adat istiadat setempat tidak ditentan begitu saja, bahkan beliau jadikan sebagai sarana dakwah.
Sunan kalijaga menggunakan kesenian dalam rangka penyebaran Islam, antara lain dengan wayang, sastra dan berbagai kesenian lainnya. Pendekatan jalur kesenian dilakukan oleh para penyebar Islam seperti Walisongo untuk menarik perhatian di kalangan mereka, sehingga dengan tanpa terasa mereka telah tertarik pada ajaran-ajaran Islam sekalipun, karena pada awalnya mereka tertarik dikarenakan media kesenian itu. Misalnya, Sunan Kalijaga adalah tokoh seniman wayang. Ia itdak pernah meminta para penonton untuk mengikutinya mengucapkan kalimat syahadat. Sebagian wayang masih dipetik dari cerita Mahabarata dan Ramayana, tetapi di dalam cerita itu disisipkan ajaran agama dan nama-nama pahlawan Islam.
   7.       Sunan Kudus (Ja’far Sadiq)

Nama aslinya Ja’far Sadiq, tetapi sewaktu kecil dipanggil Raden Undung,. Kadang beliau dipanggil dengan Raden Amir Haji, sebab ketika menunaikan ibadah haji beliau bertindak sebagai pemimpi rombongan (amir).

Sunan Kudus adaah putra Raden Usman Haji, yang menyiarkan Islam di daerah Jipang Panoalan, Blora. Sedangkan Sunan Kudus sendiri menyiarakan agama Islam di daerah Kudus dan sekitarnya, dan beliau memiliki keahlian khusus dalam bidang ilmu agama, terutama dalam ilmu fiqih, ushul fiqh, tauhid, tafsir, serta logika. Oleh sebab itu, diantara wali songo yang lain, hanya beliaulah yang dijuluki al-‘alim (orang yang luas ilmunya).

Disamping menjadi juru dakwah, Sunan Kudus juga menjadi panglima perang Kesultanan Demak Bintoro yang tangguh, dan dipercaya untuk mengendalikan pemerintahan di daerah Kudus, sehigga beliau menjadi pemimpin pemerintahan sekaligus pemimpin agama di daerah tersebut.

Ada cerita yang mengatakan bahwa Sunan Kudus pernah belajar di Baitul Maqdis, Palestina, dan pernah berjasa memberantas penyakit yang menelan banyak korban di Palestina. Atas jasanya itu, oleh pemerintah Palestiana ia diberi ijazah wilayah (daerah kekuasaan) di Palestina, namun Sunan Kudus mengharapkan hadiah tersebut dipindahkan ke Pulau Jawa, dan oleh Amir (penguasa setempat) permintaan itu dikabulkan. Sekembalinya ke Jawa ia mendirikan masjid di daerah Loran tahun 1549, masjid itu diberi nama Masjid Al-Aqsa atau Al-Manar (Masjid Menara Kudus) dan daerah sekitanya diganti dengan nama Kudus, diambil dari nama sebuah kota di Palestina, al-Quds. Dalam melaksanakan dakwah dengan pendekatan kultural, Sunan Kudus menciptakan berbagai cerita keagamaan. Yang paling terkenal adalah Gending Makumambang dan Mijil. Cara-cara berdakwah Sunan Kudus adalah sebagai berikut:
  a.    Strategi pendekatan kepada masa dengan jalan
       1.    Membiarkan adat istiadat lama yang sulit diubah
       2.    Menghindarkan konfrontasi secara langsung dalam menyiarkan agama islam
       3.    Tut Wuri Handayani
       4.    Bagian adat istiadat yang tidak sesuai dengan mudah diubah langsung diubah.
  b.    Merangkul masyarakat Hindu seperti larangan menyembelih sapi karena dalam agama Hindu sapi adalah binatang suci dan keramat.
  c.    Merangkul masyarakat Budha
Setelah masjid, terus Sunan Kudus mendirikan padasan tempat wudlu denga pancuran yang berjumlah delapan, diatas pancuran diberi arca kepala Kebo Gumarang diatasnya hal ini disesuaikan dengan ajaran Budha “ Jalan berlipat delapan atau asta sunghika marga”.
  d.   Selamatan Mitoni
Biasanya sebelum acara selamatan diadakan membacakan sejarah Nabi.

Sunan Kudus wafat pada tahun 1550 M dan dimakamkan di Kudus. Di pintu makan Kanjeng Sunan Kudus terukir kalimat asmaul husna yang berangka tahun 1296 H atau 1878 M.

   8.       Sunan Muria (Raden Umar Said)

Salah seorang Walisongo yang banyak berjasa dalam menyiarkan agama Islam di pedesaan Pulau Jawa adalah Sunan Muria. Beliau lebih terkenal dengan nama Sunan Muria karena pusat kegiatan dakwahnya dan makamnya terletak di Gunung Muria (18 km di sebelah utara Kota Kudus sekarang).

Beliau adalah putra dari Sunan Kalijaga dengan Dewi Saroh. Nama aslinya Raden Umar Said, dalam berdakwah ia seperti ayahnya yaitu menggunakan cara halus, ibarat menganbil ikan tidak sampai keruh airnya. Muria dalam menyebarkan agama Islam. Sasaran dakwah beliau adalah para pedagang, nelayan dan rakyat jelata. Beliau adalah satu-satunya wali yang mempertahankan kesenian gamelan dan wayang sebagai alat dakwah dan beliau pulalah yang menciptakan tembang Sinom dan kinanthi. Beliau banyak mengisi tradisi Jawa dengan nuansa Islami seperti nelung dino, mitung dino, ngatus dino dan sebagainya.

Lewat tembang-tembang yang diciptakannya, sunan Muria mengajak umatnya untuk mengamalkan ajaran Islam. Karena itulan sunan Muria lebih senang berdakwah pada rakyat jelata daripada kaum bangsawan. Cara dakwah inilah yang menyebabkan suna Muria dikenal sebagai sunan yang suka berdakwak tapa ngeli yaitu menghanyutkan diri dalam masyarakat.

   9.       Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah)

Salah seorang dari Walisongo yang banyak berjasa dalam menyebarkan Islam di Pulau Jawa, terutama di daerah Jawa Barat; juga pendiri Kesultanan Cirebon. Nama aslinya Syarif Hidayatullah. Dialah pendiri dinasti Raja-raja Cirebon dan kemudian juga Banten. Sunan Gunung Jati adalah cucu Raja Pajajaran, Prabu Siliwangi. Yaitu, putra dari Nyai Lara Santang (anak kedua raja Pajajaran) degan Maulana Sultan Mahmud (Syarif Abdullah), seorang bangsawan Arab yang berasal dari Bani hasyim. Pernikahan mereka terjadi ketika Nyai Lara Santang dan kakaknya Raden Walangsungsng pergi haji yang merupakan perintah guru mereka yaiu Syekh Datu Kahfi (Syekh Nurul Jati) di Gunung Ngamparan Jati.

Setelah selesai menuntut ilmu pasa tahun 1470 dia berangkat ke tanah Jawa untuk mengamalkan ilmunya. Disana beliau bersama  ibunya disambut  gembira oleh Raden Walangsungsang yang sudah bergelar Pangeran Cakrabuana. Syarifah  Mudain minta agar diizinkan tinggal dipasumbangan Gunung Jati dan disana mereka membangun pesantren untuk meneruskan usahanya Syeh Datuk Latif  gurunya pangeran Cakra Buana. Oleh karena itu Syarif Hidayatullah dipanggil sunan gunung Jati. Lalu ia dinikahkan dengan putri Cakra Buana Nyi Pakung Wati kemudian ia diangkat menjadi pangeran Cakra Buana yaitu pada tahun 1479 dengan diangkatnya ia sebagai pangeran dakwah islam dilakukannya melalui diplomasi dengan kerajaan lain. Beliau kemudian terkenal dengan dengan gelar Sunan Gunung Jati

Setelah Cirebon resmi berdiri sebagai sebuah Kerajaan Islam yang bebas dari kekuasaan Pajajaran, Sunan Gunung Jati berusaha mempengaruhi kerajaan yang belum menganut agama Islam. Dari Cirebon, ia mengembangkan agama Islam ke daerah-daerah lain di Jawa Barat, seperti Majalengka, Kuningan, Kawali (Galuh), Sunda Kelapa, dan Banten.

Menurut Purwaka Carunban Nagari, Sunan Gunung Jati, sebagai salah seorang wali songo, mendapat penghormatan dari raja-raja lain di Jawa, seperti kerajaan Demak dan Pajang, karena kedudukannya sebagai raja dan ulama, beliau di beri gelar Raja Pandita. Beliauu mengembangkan agama Islam ke daerah daerahlain di Jawa Barat, seperti Majalengka, kuningan, kawli (Galuh), Sunda Kelapa, dan Banten. Beliau meletakkan dasar bagi pengembangan Islam dan perdagangan orang-orang Islam Banten pada tahun 1525 atau 1526. ketika beliau kembali ke Cirebon, Banten di serahkan kepada anaknya, sultan Maulana Hasanudin yang kemudian menurunkan raja-raja Banten.


Kajian Dakwah Walisongo
Pada dasarnya metode dakwah wali songo awalnya terdapat dua macam, yaitu : mengislamisasikan adat dan murni menurut Islam. Dari kedua metode tersebut tidak dipraktekkan sekaligus secara bersamaan. Karena, tidak semua daerah tempat para wali songo berdakwah dapat dapat menerima metode tersebut. Ada yang hanya dapat menerima salah-satunya saja.
Kebanyakan para sunan terlebih dahulu menggunakan metode yang pertama, yaitu mengislamisasikan adat. Maksudnya, para sunan menggunakan adat dan kepercayaan yang dianut maayarakat setempat sebagai alat dakwah mereka. Dengan demikian, metode yang kedua dapat digunakan setelah metode yan pertama berhasil.
Dan telah dijelaskan bahwa pulau Jawa yang merupakan pusat mereka berdakwah, masyarakatnya mayoritasberagama Hindu/Budha. Dengan demikian tidaklahefektif bila langsung menggunakan metofe kedua, yaitu murni menurut Islam. Janganka diterima dengan tangan terbuka, masyarakat bisa saja menolak mentah-mentah dengan mengusir bahkan bisa saja membunuh sunan yang akan berdakwah di daerah tersebut. Karena mereka merasa terganggu akan kehadiran sunan yang secara tiba-tiba menyatakan bahwa agama yang mereka anut adalah sesat.
Melihat dari sejarahnya, metode yang digunakan dalam menyebarkan agama Islam oleh wali songo disesuaikan dengan situasi dan kondisi daerah yang akan dijadikan  tempat mereka berdakwah. Dan seperti yang telah dijelaskan di atas, para wali tidak menghilangkan adat mereka. Akan tetapi, mengubah adat mereka menjadi adat dengan nuansa Islam.




Kesimpulan Metode Dakwah
Dari penjelasan dan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, Agama Islam mulai dikenal banyak oleh bangsa Indonesia karena adanya semangat dakwah yang tinggi dari sembilan wali atau yang terkenal dengan sebutan wali songo dalam menyebarkan agama Islam. Wali Songo itu sendiri adalah 9 ulama’ yang menyebarkan agama Islam di Pulau Jawa. Mereka adalah :
1)Sunan Gresik, nama aslinya Maulana Malik Ibrohim.Wafat pada tanggal 12   Rabiul awal 822/8 April 1481. kajian dakwahnya denga berdagang.
2) Sunan Ampel, nama aslinya Raden Rahmat. Lahir di Campa, Aceh th 1401 dan wafat di Ampe, Surabaya h 1481. kajian dakwahnya berawal dengan membangun pesantren.
3) Sunan Bonang, dikenal dengan nama Raden Maulana Makhdum Ibrahimm, atau Raden Ibrahim (Makhdum adalah gelar yang bisa di berikan kepada seorang ulama besar di India, dan berarti orang yang dihormati).
4) Sunan Giri, nama aslinya Raden Paku. Lahir di Blambangan pada pertengahan abad ke-15 dan wafat di Giri th 1506. kajian dakwahnya bersisfat permainan yang berjiwa agama.
5) Sunan Bonang, nama aslinya Raden Maulaa Makhdum Ibrahim. Lahir di Aampel Denta, surabaya th 1464 dan wafat di Tuban pada th 1525. Kajian dakwahnya dengan jalan seni.
6) Sunan Drajat, nama aslinya Masih Munat. Lahir di Ampel Denta, Surabaya sekitar tahun 1470 dan wafat di Sedayu, Gresik pertengahan abad ke-16. kajian dakwahnya bersifat sosial.
7) Sunan Gunung Jati, nama aslinaya Syarif Hidayatullah. Lahir di Mekkah pada th 1448 dan wafat di Gunng Jati, Cirebon, Jawa Barat th 1570. Kajian dan dakwahnya dengan politi dan sosial.
8) Sunan Muria, nama aslinya Umar Said atau Raden Sahid. Lahir pada abad ke-15 dan wafat pada abad ke-16. Kajian dakwahnya dengan mengadakan kursus-kursus bagi kaum pedagang, para nelayan, dan rakyat biasa.
9) Sunan Kudus, nama aslinya Ja’far Sadiq. Lahir pada ke-15 dan wafat di Kudus th 1550. kajian dakwahnya dengan pendekatan kultural, yaitu menciptakan berbagai cerita keagamaan.


Peran Walisongo dalam Penyebaran dan Perkembangan Islam di Indonesia.
Sejarah walisongo berkaitan dengan penyebaran Dakwah Islamiyah di Tanah Jawa. Sukses gemilang perjuangan para Wali ini tercatat dengan tinta emas. Dengan didukung penuh oleh kesultanan Demak Bintoro, agama Islam kemudian dianut oleh sebagian besar manyarakat Jawa, mulai dari perkotaan, pedesaan, dan pegunungan. Islam benar-benar menjadi agama yang mengakar.
Para wali ini mendirikan masjid, baik sebagai tempat ibadah maupun sebagai tempat mengajarkan agama. Konon, mengajarkan agama di serambi masjid ini, merupakan lembaga pendidikan tertua di Jawa yang sifatnya lebih demokratis. Pada masa awal perkembangan Islam, sistem seperti ini disebut ”gurukula”, yaitu seorang guru menyampaikan ajarannya kepada beberapa murid yang duduk di depannya, sifatnya tidak masal bahkan rahasia seperti yang dilakukan oleh Syekh Siti Jenar. Selain prinsip-prinsip keimanan dalam Islam, ibadah, masalah moral juga diajarkan ilmu-ilmu kanuragan, kekebalan, dan bela diri.
Sebenarnya Walisongo adalah nama suatu dewan da’wah atau dewan mubaligh. Apabila ada salah seorang wali tersebut pergi atau wafat maka akan segera diganti oleh walilainnya. Era Walisongo adalah era berakhirnya dominasi Hindu-Budha dalam budaya Nusantara untuk digantikan dengan kebudayaan Islam. Mereka adalah simbol penyebaran Islam di Indonesia. Khususnya di Jawa. Tentu banyak tokoh lain yang juga berperan. Namun peranan mereka yang sangat besar dalam mendirikan Kerajaan Islam di Jawa, juga pengaruhnya terhadap kebudayaan masyarakat secara luas serta dakwah secara langsung, membuat "sembilan wali" ini lebih banyak disebut dibanding yang lain. 
Kesembilan wali ini mempunyai peranan yang sangat penting dalam penyebaran agama Islam di pulau Jawa pada abad ke-15. Adapun peranan walisongo dalam penyebaran agama Islam antara lain:
  1.    Sebagai pelopor penyebarluasan agama Islam kepada masyarakat yang belum banyak mengenal ajaran Islam di daerahnya masing-masing.
  2.    Sebagai para pejuang yang gigih dalam membela dan mengembangkan agama Islam di masa hidupnya.
  3.    Sebagai orang-orang yang ahli di bidang agama Islam.
 4.    Sebagai orang yang dekat dengan Allah SWT karena terus-menerus beribadah kepada-Nya, sehingga memiliki kemampuan yang lebih.
 5.    Sebagai pemimpin agama Islam di daerah penyebarannya masing-masing, yang mempunyai jumlah pengikut cukup banyak di kalangan masyarakat Islam.
  6.    Sebagai guru agama Islam yang gigih mengajarkan agama Islam kepada para muridnya.
  7.    Sebagai kiai yang menguasai ajaran agama Islam dengan cukup luas.
  8.    Sebagai tokoh masyarakat Islam yang disegani pada masa hidupnya.
Berkat kepeloporan dan perjuangan wali sembilan itulah, maka agama Islam menyebar ke seluruh pulau Jawa bahkan sampai ke seluruh daerah di Nusantara.