Jumat, 28 Oktober 2016

Rangkuman IPA kelas 7 kurikulum 2013 bab 1 Objek IPA dan Pengamatannya



Objek IPA dan Pengamatannya

Metode Ilmiah atau Penyelidikan IPA dalam Bahasa inggris dikenal sebagai Scientific Method adalah proses berpikir dan menyelidik untuk memecahkan masalah secara sistematis, empiris, dan terkontrol.
Metode ilmiah berangkat dari suatu permasalahan yang perlu dicari jawaban atau pemecahannya. Untuk memulai suatu metode ilmiah diperlukan beberapa proses, yaitu :
1.      Pengamatan
Pengamatan adalah kegiatan mengamati suatu objek untuk mendapatkan sesuatu / informasi yang diharapkan dan yang dapat di indra. Dalam suatu pengamatan kita harus memiliki bukti – bukti yang mendukung, bukan hanya ansumsi manusia belaka. Bukti – bukti tersebut dikumpulkan untuk dijadikan kesimpulan.
2.      Melihat dan mencari fakta
3.      Membangun pertanyaan
4.      Menetapkan tujuan
5.      Membuat Hypotesis
6.      Menyimpulkan hasil
7.      Mengomunikasikan         
Saat melakukan penyelidikan IPA kita harus memecahkannya secara sistematis (terurut). Penyelidikan IPA juga didasarkan pada data Empiris, yaitu data yang dapat dibuktikan. Penyelidikan IPA juga melibatkan proses berpikir yang dilakukan secara terkontrol.

Objek pengamatan IPA meliputi seluruh benda di alam yang dapat di indra dengan segala interaksinya untuk dipelajari pola – pola keteraturannya.

Mengukur merupakan aktivitas membandingkan suatu besaran yang diukur dengan besaran sejenis yang dipakai sebagai satuan. Satuan adalah unit terkecil yang digunakan sebagai pebanding dalam suatu pengukuran.
Satuan dibagi menjadi dua, yaitu Satuan Baku dan Satuan tidak baku. Satuan tidak baku adalah satuan yang tidak tepat dan tidak spesifik saat dilakukan sebuah pengukuran. Satuan Baku adalah satuan yang disepakati oleh semua orang agar dalam pengukuran suatu objek hasil datanya akan tepat dan spesifik. Satuan baku dibagi menjadi dua, yaitu satuan internasional (SI) atau disebut dengan matrix system dan Satuan Immperial atau disebut dengan brittish. SI dikenal juga dengan sebutan sistem metrik yang terbagi menjadi dua, yaitu sistem CGS dan MKS.Contoh satuan Internasional adalah meter, kilogram, dan sekon. Contoh Satuan Immperial adalah lb,inch, dan feet.
Satuan tidak baku adalah satuan yang digunakan untuk melakukan pengukuran dengan hasil yang tidak sama untuk orang yang berlainan.
Dalam SI, untuk mengubah dari satuan CGS ke satuan MKS atau sebaliknya, dapat dilakukan dengan cara konversi yang salah satu caranya adalah menggunakan tangga konversi Jika hanya perpindahan tingkat satuan maka bukan disebut konversi, akan tetapi merupakan satuan lebih besar dan satuan lebih kecil. Contohnya dari dm3 ke dam3.
Sesuatu yang dapat diukur sehingga dapat menghasilkan nilai dan ukuran disebut besaran. Besaran dibagi menjadi dua, yaitu besaran pokok dan besaran turunan.
Besaran pokok adalah besaran yang satuannya dapat didevinisikan.
1.      Satuan Panjang (meter)
Saat ini 1 meter didefinisikan sebagai jarak yang ditempuh cahaya pada ruang hampa selama 1/299792458 detik
2.      Satuan Massa (kilogram)
3.      Satuan Waktu
Contoh lainnya adalah kuat arus, suhu, jumlah zat, dan intensitas cahaya.
Gambar tabel besaran – besaran pokok.

       Besaran turunan adalah besaran yang satuannya diturunkan dari besaran pokok atau besaran yang dirumuskan dari besaran – besaran pokok.
Contoh lainnya adalah volume, konsentrasi larutan, dan laju pertumbuhan.

1.      Alat Ukur Besaran Pokok
Alat ukur adalah alat yang digunakan untuk mengukur suatu objek dengan spesifik dan tepat.

a.      Panjang
Panjang menyatakan jarak dari satu titik ke titik yang lain. Alat ukur panjang menggunakan SI meter (m). Contoh alat ukur panjang yang sesuai adalah :
-          Penggaris
Penggaris memiliki skala terkecil yaitu 1 mm atau 0,1 cm

-          Jangka sorong


Fungsi Jangka Sorong 
1.      Untuk mengukur panjang suatu benda dengan ketelitian 0,1 mm (rahang tetap dan rahang geser bawah)
2.      Rahang tetap dan rahang geser atas, untuk mengukur diameter benda yang sangat kecil misalnya cincin, pipa, dll 
3.      Tangkai ukur dibagian bawah, untuk mengukur kedalaman misalnya kedalaman tabung, lubang kecul, atau perbedaan tinggi yang kecil.
Tata Cara Menggunakan Jangka Sorong 
Berikut cara dalam menggunakan jangka sorong yang diikuti dalam beberapa langkah antara lain sebagai berikut,..
1. Awal persiapan, kendurkan baut pengunci dan geser rahang sorong untuk menguji apakah rahang sorong bekerja dengan baik. Ketika rahang tertutup harus dalam keadaan atau menunjukkan angka nol. Jika tidak, atur ke angka nol.
2. Selanjutnya, membersihkan permukaan benda dan permukaan rahang untuk tidak ada benda yang menempel yang bisa menyebabkan keselahan pengukuran.
3. Tutup rahang sampai mengapit benda yang diukur. Tentukan posisi benda sesuai pengukuran yang diambil. Selanjutnya tinggal membaca skalanya.

Cara Menggunakan Jangka Sorong untuk Menghitung dan Mengukur Diamater
Cara penggunaannya yaitu:
1.    Putarlah pengunci ke kiri

2.    Buka rahang

3.    Masukkan benda ke rahang bawah jangka sorong

4.      Geser rahang agar rahang tepat pada benda


5.      Putar Pengunci ke kanan
                        Cara Menggunakan Jangka Sorong untuk Mengukur Diameter
                        Cara penggunaanya, yaitu:
1.      Putarlah pengunci ke kiri

2.      Masukkan rahang atas kedalam benda
3.      Geser agar rahang tepat pada benda

4.      Putar pengunci ke kanan

Cara Membaca Jangka Sorong 
1.      Lihat skala utama, lihat nilai yang terukur lurus dengan angka nol di skala nonius. Bisa menunjukkan posisi berhimpit dengan garis skala utama bisa juga tidak. Jika tidak, gunakan nilai skala utama yang terdekat di kirinya. Di tahap ini anda akan mendapatkan ketelitian sampai 1 mm. 
2.      Lihat skala nonius, carilah angka di skala nonius yang berhimpit dengan garis di skala utama. Pengukuran ini mempunyai ketelitian hingga 0,1 mm.
3.      Jumlahkan


-          Mikrometer sekrup.

1.    Pastikan pengunci dalam keadaan terbuka

2.    Bukalah rahang dengan cara memutar kekiri pada skala putar hingga benda dapat dimasukkan ke rahang

3.    Letakkan benda yang diukur pada rahang, dan putar kembali sampai tepat

4.    Putarlah pengunci sampai skala putar tidak dapat digerakkan dan terdengar bunyi ‘klik’

c)    Skala Mikrometer
 

Skala pada mikrometer dibagi dua jenis:
1.    Skala Utama
Terdiri dari skala :1, 2, 3, 4, 5 mm dan seterusnya. Dan nilai tengah : 1,5; 2,5; 3,5; 4,5; 5,5 mm dan seterusnya
2.    Skala Putar
Terdiri dari skala 1 sampai 50

Setiap skala putar berputar mundur 1 putaran maka skala utama bertambah 0,5 mm. Sehingga 1 skala putar  = 1/100  mm = 0,01 mm

d)    Pembacaan Skala

1.    Perhatikan  skala putar berada pada angka berapa pada skala utama
Benda yang anda pilih memiliki panjang skala utama 4,5 mm
2.    Perhatikan penunjukan pada skala putar. Angka 39 pada skala putar berimpit dengan garis mendatar pada skala utama.

Maka pembacaan mikrometer tersebut =
4.5 + ( 39 x 0.01 )
4.5 + 0.39
Jadi panjang benda adalah 4.89 mm

b.      Massa
Massa Benda adalah jumlah materi yang terkandung pada sebuah benda. Alat ukur massa menggunakan SI kilogram (kg), sedangkan berat menggunakan satuan newton (N). Setiap benda memiliki massa jenis yang berbeda. Massa jenis adalah karekteristik khusus atau kerapatan yang dimiliki suatu benda. Massa jenis dilambangkan dengan ρ (rho).
Ρ : massa jenis zat (kg/m3)
m: massa zat (kg)
v: volume zat (m3).

Contoh alat ukur massa yang sesuai adalah:
-          Neraca pegas


-          Neraca Ohauss

Seperti Namanya, neraca ini mempunyai tiga lengan dan satu cawan tempat benda. Neraca yang dalam Bahasa inggris disebut ohaus tripel beam ini mempunyai bagian – bagian sebagai berikut :
1.      Lengan Depan memiliki anting logam yang dapat digeser dengan skala 0 – 10 gram. Masing – masing skala bernilai 1 gram.
2.      Lengah Tengah, tiap skala dalam lengan ini bernilai 10 gram.
3.      Lengan belakang, sama seperti lengan depan dan lengan tengah tetapi dengan nilai tiap skalanya 100 gram. Skalanya 100 gram – 500 gram (1/2 kilogram)

Cara Menggunakan
1.      Kalibrasikan neraca dengan cara memutar sekrup yang berada disamping bawah piringan neraca, putar ke kanan atau ke kiri agar posisi dua garis pada neraca sejajar.
2.      Letakkan benda di piringan atau cawan neraca lengan
3.      Geser dan sesuaikan ketiga lengan tersebut sehingga lengan neraca bisa sejajar dengan garis seimbang.
4.      Jumlakan semua nilai yang tertera di ketiga anting lengan tersebut.

-          Neraca digital

c.       Waktu
Waktu adalah selang antara  dua kejadian atau dua peristiwa. Alat ukur waktu menggunakan sekon (s). Untuk kejadian yang cepat sekali dapat menggunakan milisekon (ms) dan mikrosekon (µs). contoh alat ukur waktu yang sesuai adalah:
-          Jam tangan


-          Stopwatch digital 

-          Stopwatch Mekanik

Jika sudah selesai menggunakan stopwatch mekanik, jangan dimatikan. Biarlah stopwatch tersebut berhenti dan mati sendiri. Jika dimatikan, maka per yang ada didalam stopwatch tersebut akan tegang dan jika dibiarkan terlalu lama bisa bisa per tersebut tidak mau bergerak sehingga tidak bisa dipakai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar